Pengantar

Banyak orang yang melihat judul ini akan langsung berpikir: apakah ini benar? Para investor dapat mulai dengan melihat contoh kasino. Contoh kasino adalah strategi manajemen posisi yang paling sederhana. Apakah ada strategi di kasino yang dapat "menjamin kemenangan"? Jika ada, itu adalah sistem martingale!

Contoh Sistem Martingale

Misalkan Anda melakukan taruhan dengan lawan. Syaratnya adalah: jika Anda kalah, Anda akan kehilangan jumlah taruhan yang Anda pasang; jika Anda menang, Anda dapat mendapatkan chip yang setara dengan jumlah taruhan Anda. Kita dapat menggunakan metode berikut: pada taruhan pertama, kita memasang 1 rupiah; jika kalah, pada taruhan kedua kita pasang 2 rupiah; yang ketiga 4 rupiah, yang keempat 8 rupiah, dan seterusnya. Selama kita menang sekali, kita dapat kembali meraih semua kerugian dan juga mendapatkan keuntungan. Secara teori, selama kita memiliki cukup modal untuk bertahan hingga kesempatan menguntungkan muncul, ini bisa dilakukan dalam perhitungan.

Keterbatasan di Kasino

Namun, dalam kehidupan nyata, hal ini tidak mungkin terjadi karena kasino menetapkan dua batasan: 1. Batasan maksimal jumlah taruhan, yang membatasi penggunaan sistem martingale. 2. Batasan modal pemain. Misalnya, jika investasi pertama Anda adalah 1 rupiah: 1. 1 rupiah 2. 2 rupiah 3. 4 rupiah 4. 8 rupiah 5. 16 rupiah 6. 32 rupiah 7. 64 rupiah 8. 128 rupiah 9. 256 rupiah 10. 512 rupiah 11. 1024 rupiah 12. 2048 rupiah 13. 4096 rupiah 14. 8192 rupiah. Bayangkan, jika investasi pertama Anda adalah 100 rupiah, pada taruhan ke-14 Anda sudah memerlukan 819200 rupiah. Saya memiliki teman dokter yang pernah ke kasino Macau dan dia bertaruh "besar" dengan metode terus-menerus menggandakan taruhan, hasilnya adalah dia mengalami 13 kali "kecil" berturut-turut, tidak ada uang untuk bermain lagi, akhirnya tersisa 5 rupiah untuk kembali ke Guangzhou.

Penerapan di Pasar Keuangan

Akan tetapi, di pasar tidak ada yang membatasi kita untuk menggunakan sistem ini. Oleh karena itu, dalam teori rekayasa keuangan, sistem "martingale" diperkenalkan sebagai teorema dasar karena dapat membantu kita menyelesaikan masalah replikasi opsi. Ini sebenarnya adalah inovasi dalam pemecahan masalah melalui teknik matematika, tetapi jika diterapkan dalam praktik pasar yang nyata, risiko sistem martingale akan terungkap sepenuhnya. Kita bisa mempertimbangkan, dengan menggunakan contoh di atas, jika kita kalah setelah bertaruh 64 rupiah, maka kita harus bertaruh 128 rupiah. Namun, keuntungan yang terkait dengan 128 rupiah hanyalah 1 rupiah! Ini adalah amplifikasi risiko yang besar. Jika dalam kehidupan nyata kita memainkan permainan serupa, yang menunggu mungkin hanya kematian.

Krisis Long Term Capital Management

Perusahaan terkenal Amerika Serikat, Long Term Capital Management, mengalami kerugian besar dan menghadapi kebangkrutan pada tahun 1998. Mereka menggunakan strategi perdagangan "martingale" ini. Pada bulan September saat krisis keuangan Rusia muncul, Long Term Capital Management menyadari mereka membutuhkan banyak replikasi opsi untuk berinvestasi guna menghadapi "kerugian mengambang" yang muncul. Pada saat itu, masalah kekurangan modal muncul, dan jika Anda tidak bisa bertaruh lagi, "kerugian mengambang" yang sebelumnya akan berubah menjadi kerugian nyata. Dengan demikian, Long Term Capital Management runtuh... Akhirnya, mereka mengalami kekurangan modal dan tidak bisa melanjutkan perdagangan. Pada tahun 2004, saya berdiskusi dengan seorang manajer dari Long Term Capital Management pada masa itu, yang sekarang merupakan wakil presiden di Goldman Sachs, dan dia memberikan banyak data dan informasi, menunjukkan bahwa model operasi ini sebenarnya dapat dilakukan, tetapi masalah utama adalah manajemen modal dan tidak terkendalinya manajemen risiko yang menyebabkan situasi ini. Saat ini, masih banyak perusahaan investasi di Wall Street yang menggunakan model investasi semacam ini.