Pengantar

Kita tidak akan membahas legenda orang kaya seperti "teman saya", "kolega saya", "sanak saudara saya", atau "teman sekelas saya". Mari kita gali buku klasik. Dalam buku "Memoar Seorang Trader Saham", pengalaman Jesse Livermore dicatat: Dari usia 14 sampai 15 tahun, uangnya tumbuh dari 5 dolar menjadi 1000 dolar; dari 15 sampai 20 tahun, dari 1000 dolar menjadi 10.000 dolar; dari 20 sampai 21 tahun, dari 10.000 dolar menjadi 25.000 dolar; dari 21 sampai 22 tahun, dari 25.000 dolar menjadi -500 dolar; dari 22 sampai 24 tahun, dari -500 dolar menjadi 50.000 dolar; dan dari 24 sampai 25 tahun, dari 50.000 dolar menjadi 0... Tidak perlu menyebutkan selanjutnya, pada dasarnya, selama 10 tahun pertama karir trading-nya, ia pernah mengalami pengembalian investasi lebih dari 200 kali dalam setahun. Namun, apa hasilnya? Sepuluh tahun berlalu, dan dia kembali ke titik awal.

Kejatuhan dan Kesimpulan

Selanjutnya dalam bab keempat buku "Teknik Trading Saham", Livermore merangkum: “... Semua spekulan memiliki kelemahan utama: mereka terburu-buru ingin sukses, selalu berharap bisa cepat kaya dalam waktu singkat. Mereka tidak berupaya meningkatkan modal mereka lima kali dalam waktu 2 hingga 3 tahun, tetapi malah mencoba mencapainya dalam 2 hingga 3 bulan. Kadang-kadang mereka berhasil. Namun, apakah trader yang berani ini dapat menjaga hasil kemenangan mereka? Tidak. Kenapa? Karena uang yang diperoleh tidak stabil, datang dengan cepat dan pergi juga dengan cepat, hanya singgah sejenak di tangan mereka. Keuntungan yang besar membuat mereka kehilangan keseimbangan, bertaruh semua kekuatan dan modal, sampai suatu saat terjadi kesalahan, dan akhirnya ada masalah—sebuah kejadian yang tidak terduga dan merusak. Akhirnya, penjudi yang sembrono ini menghilang seperti meteor.” Sungguh, pengalaman para pendahulu tidak bisa kita abaikan.