Ringkasan

Pasar forex dapat dipahami dalam dua tingkat likuiditas. Tingkat pertama adalah likuiditas forex pada tingkat makro pasar, yang mencerminkan jumlah pengeluaran uang dalam keseluruhan sistem ekonomi. Tingkat kedua adalah likuiditas pasar trader individu; semakin besar volume perdagangan, semakin baik likuiditasnya, sebaliknya, jika volume kecil, maka likuiditas akan kurang. Ketika terjadi kekurangan likuiditas, trader akan menghadapi risiko likuiditas. Artikel ini akan membahas risiko likuiditas dari sudut pandang pasar perdagangan individu.

Definisi Likuiditas Pasar Forex

Pertama-tama, mengenai likuiditas pasar forex, kita dapat memahami bahwa likuiditas adalah kemampuan investor untuk membeli atau menjual sejumlah aset dengan harga yang wajar dan dengan biaya rendah, berdasarkan kondisi penawaran dan permintaan dasar di pasar. Hanya likuiditas yang cukup memungkinkan trader untuk masuk dan keluar dari pasar kapan saja dalam 24 jam (hari kerja). Pasar forex adalah pasar dengan likuiditas terbaik di dunia, diperdagangkan secara global oleh banyak individu dan organisasi, sehingga kemungkinan terjadinya fenomena ekstrem seperti keruntuhan mendadak atau "celah pasar" relatif rendah. Pasangan mata uang utama di pasar forex cenderung sangat stabil sebagian besar waktu, sehingga ketika spread sangat kecil atau harga mendekati harga terakhir, penyedia likuiditas tingkat satu masih dapat mengambil keuntungan.

Keterkaitan Likuiditas Broker dan Risiko Likuiditas

Tentu saja, meskipun pasar forex adalah pasar dengan likuiditas terkaya di dunia, likuiditas yang diberikan oleh pialang forex ritel kepada pelanggan mereka tidak terlalu berkaitan dengan likuiditas pasar forex secara keseluruhan. Oleh karena itu, risiko likuiditas yang disebutkan dalam artikel ini adalah risiko yang disebabkan oleh kekurangan likuiditas pada pialang itu sendiri. Jadi, untuk trader ritel, yang paling penting adalah likuiditas yang dapat diberikan oleh pialang, bukan likuiditas pasar forex secara keseluruhan.

Situasi di Mana Trader Menghadapi Risiko Likuiditas

Dalam situasi apa trader dapat menghadapi risiko likuiditas? Ketika trader melakukan perdagangan di platform STP/ECN, mereka sering kali akan menghadapi risiko likuiditas. Hal ini disebabkan oleh pialang model STP/ECN yang berfungsi sebagai perantara untuk menyampaikan perdagangan klien kepada penyedia likuiditas. Model ini mengurangi risiko counterparty, tetapi pada saat yang sama juga memindahkan konflik antara pialang dan kelompok klien.

Kondisi Unstable dan Pengaruhnya terhadap Likuiditas

Pada periode ketidakstabilan pasar yang ekstrem, trader juga akan mengalami beberapa risiko likuiditas, di mana mereka mungkin sulit untuk keluar dari posisi karena kekurangan likuiditas, menyebabkan kerugian besar. Di masa ketika pasar sangat tidak stabil, penyedia likuiditas perlu mengambil langkah-langkah untuk melindungi diri dari risiko yang ditimbulkan oleh fluktuasi ini, sehingga penyedia likuiditas memilih untuk sepenuhnya menarik diri dari likuiditas atau memberikan kutipan dengan perbedaan yang sangat besar dari harga transaksi sebelumnya, sehingga trader tidak dapat keluar atau mereka terpaksa keluar pada harga yang tidak wajar.

Contoh Kasus Risiko Likuiditas dalam Perdagangan Forex

Contoh paling khas adalah krisis franc Swiss pada tahun 2015, di mana bank sentral Swiss mengumumkan pemisahan franc dari euro tanpa peringatan sebelumnya. Sebagian besar penyedia likuiditas memilih untuk sepenuhnya menarik likuiditas yang mereka berikan untuk pasangan mata uang terkait franc. Sebagian penyedia likuiditas masih memilih untuk memberikan kutipan, tetapi kutipan tersebut memiliki perbedaan yang jelas dengan harga transaksi franc sebelumnya. Hal ini menyebabkan kekeringan likuiditas di pasar, dan banyak saldo akun trader terhapus atau bahkan terpaksa mengangsung utang.

Pengukuran Likuiditas Aset

Lalu, dalam kondisi bagaimana kita dapat mengatakan bahwa likuiditas suatu aset adalah baik? Ini dapat diukur dari tiga aspek: kecepatan, harga, dan kuantitas. Kecepatan mengacu pada kecepatan transaksi, di mana ketika likuiditas memadai, trader dapat segera menyelesaikan proses beli dan jual; sebaliknya, dalam keadaan kurang likuid, investor penjual atau pembeli mungkin tidak dapat segera menemukan lawan transaksi sehingga transaksi tidak dapat diselesaikan dengan lancar.

Kriteria Tambahan dalam Mengukur Likuiditas

Selain kecepatan transaksi, kita juga perlu mengukur likuiditas dari perspektif harga. Artinya, dalam kondisi likuiditas yang cukup, investor dapat segera menemukan lawan transaksinya dan melakukan transaksi dengan biaya serendah mungkin. Ukuran yang paling umum digunakan untuk mengukur likuiditas adalah spread bid-ask, jadi ketika investor dapat melakukan transaksi pada harga yang cukup kecil dalam waktu tertentu, kita dapat mengatakan bahwa likuiditas aset tersebut cukup.

Kesempatan untuk Meminimalkan Risiko Likuiditas

Secara teori, dibandingkan dengan pialang yang hanya memiliki satu penyedia likuiditas, pialang forex ritel yang bekerja sama dengan banyak penyedia likuiditas memiliki probabilitas lebih rendah untuk menghadapi risiko likuiditas. Namun, selama peristiwa black swan tahun 2015, sebagian besar penyedia likuiditas memilih untuk menarik likuiditas dari pasar, yang menyebabkan order dibekukan atau bahkan dieksekusi pada harga yang sangat merugikan. Dalam situasi ini, trader hampir tidak bisa berbuat banyak. Satu-satunya cara untuk membatasi risiko likuiditas adalah dengan membatasi penggunaan leverage tinggi, terutama pada periode fluktuasi pasar yang tidak menguntungkan, seperti selama peristiwa franc Swiss tahun 2015. Tentu saja, beberapa trader mungkin tidak bersedia mengurangi penggunaan leverage, karena ini dapat memaksimalkan keuntungan mereka saat pasar bergerak menguntungkan.