Pengenalan

Mengatasi kerugian adalah usaha untuk mengubah kerugian menjadi untung dengan berbagai metode setelah terjebak dalam posisi yang tidak menguntungkan. Esensi dari mengatasi kerugian dapat disimpulkan dalam mengurangi biaya, dan ketika biaya berada di bawah nol, dianggap telah berhasil mengatasi kerugian.

Metode Mengatasi Kerugian

Berikut adalah beberapa metode umum untuk mengatasi kerugian yang dapat dijadikan referensi bagi investor. Penting untuk dicatat bahwa mengatasi kerugian adalah langkah pemulihan yang dilakukan setelah investasi mengalami kerugian, dan terdapat risiko untuk terus mengalami kerugian. Oleh karena itu, metode ini sebaiknya digunakan sesuai dengan kondisi masing-masing investor dan tidak boleh digunakan secara sembarangan, jika tidak, bisa berakhir dengan 'mengorbankan banyak untuk sedikit keuntungan.'

1. Menambah Posisi pada Level Rendah

Ini adalah salah satu metode paling umum dan paling sederhana untuk mengatasi kerugian. Ketika investor terjebak pada posisi tinggi, mereka memilih untuk tidak menutup posisi, lalu membeli lebih banyak pada level rendah. Dengan harapan harga mata uang akan rebound atau berbalik arah. Ketika harga mata uang rebound, kerugian pada posisi yang dibeli di level tinggi akan berkurang seiring dengan meningkatnya keuntungan pada posisi yang dibeli di level rendah. Meskipun harga tidak kembali ke titik tertinggi sebelumnya, investor masih lebih mudah untuk mengatasi kerugian, dan jika pasar bergerak ke arah yang baik, ada peluang untuk mendapatkan keuntungan.

Selain penambahan posisi sederhana, menambah posisi pada level rendah dapat dibagi menjadi tiga model: penambahan piramida, penambahan merata, dan penambahan terbalik. Penambahan piramida memperbesar posisi seiring penurunan harga, sementara penambahan terbalik justru sebaliknya; penambahan merata adalah pembagian posisi secara rata di berbagai harga. Ketiga metode ini memiliki kelebihan masing-masing, tetapi dari perspektif pengurangan biaya, penambahan piramida lebih cocok untuk mengatasi kerugian karena metode ini membuat investor berada dalam posisi yang lebih proaktif dan lebih mudah mendapatkan biaya yang lebih rendah, sehingga meningkatkan peluang untuk mengatasi kerugian.

Risiko: Menambah posisi pada level rendah bergantung pada penilaian pasar; jika tren telah berbalik, atau jika masuk terlalu cepat sebelum rebound, itu akan menghadapi risiko kerugian yang lebih besar saat menambah posisi. Metode ini sangat berisiko dalam trading margin.

Catatan: Jika posisi yang terjebak melebihi 50% dari total posisi, investor harus mencari cara lain. Menggunakan metode ini pada saat tersebut akan meningkatkan risiko terbuka yang dihadapi investor.

2. Beralih ke Pasangan Mata Uang Silang

Ini juga merupakan cara yang cukup umum untuk mengatasi kerugian. Dalam istilah yang lebih halus, bisa diibaratkan 'melepas kesempatan di satu area untuk mendapatkan kesempatan di area lain', atau dalam kata yang lebih sederhana: 'jangan tergantung pada satu pohon saja'.

Pasangan mata uang silang adalah pasangan mata uang yang tidak melibatkan dolar AS, seperti Euro/Pound, Pound/Yen, dan lain-lain. Kebanyakan investor biasanya lebih suka melihat pasangan langsung, namun pasangan silang juga memiliki banyak peluang, terutama saat terjebak. Misalnya, jika seorang investor terjebak dalam posisi beli Euro/Dolar AS, mereka bisa mempertimbangkan untuk beralih ke pasangan silang untuk mengatasi kerugian, yaitu dengan mengalihkan posisi ke mata uang yang lebih kuat dari Euro. Misalnya, jika Euro turun dan Pound naik, maka bisa mengalihkan ke Pound, dan seterusnya, dapat juga beralih ke Yen, Dolar Australia, dll., dan setelah mendapatkan keuntungan, kembali ke Euro, sehingga jumlah Euro yang dipegang meningkat, yang dianggap sebagai transaksi yang berhasil.

Umumnya, pasangan silang memiliki volatilitas yang lebih besar dibandingkan pasangan langsung, dan pergerakannya relatif lebih cepat dan jelas, jadi beralih ke pasangan silang seringkali akan memberikan hasil yang tak terduga.

Risiko: Meskipun pasangan silang memiliki volatilitas yang besar dan banyak peluang, risikonya juga besar. Sebagian besar investor tidak akrab dengan pergerakan dan pola pasangan dalam pasangan silang, sehingga mudah salah menilai pasar. Selain itu, saat beralih ke pasangan silang, jika tidak dilakukan dengan hati-hati, ada kemungkinan dana semakin berkurang dan posisi semakin terjebak. Sangat dianjurkan bagi pemula untuk menggunakan metode ini dengan hati-hati.

Catatan: Kriteria untuk mengevaluasi keberhasilan operasi di pasangan silang adalah setelah operasi berakhir dan kembali ke mata uang yang terjebak, apakah dana meningkat. Jika dana mengalami penurunan, itu menunjukkan bahwa operasi telah dilakukan secara terbalik dan harus segera dihentikan.

Selain itu, saat semua mata uang non-Dolar AS mengalami penurunan, beralih ke pasangan silang tidak selalu dapat mengatasi kerugian, karena semua mata uang non-Dolar tersebut sedang turun, hanya saja kecepatan penurunannya berbeda. Dalam hal ini, beralih ke pasangan silang hanya akan berfungsi untuk memperlambat kerugian.

3. Strategi Margin Balik [Jual Tinggi Beli Rendah]

Strategi margin balik, yang sering disebut 'jual tinggi beli rendah', juga merupakan cara yang sangat mudah untuk mengatasi kerugian. Metodenya adalah ketika harga dalam posisi berombak, menutup posisi terjebak pada level tinggi, dan membeli kembali ketika harga menyentuh level rendah, menunggu untuk menjual di level tinggi lagi untuk mendapatkan selisih harga, dengan tujuan mengurangi biaya.

Misalnya, jika seorang investor terjebak dalam posisi beli Pound pada 1.8800 dan harga Pound turun ke 1.8200, terjebak dalam pergerakan berombak, dengan batas atas dan bawah berada di 1.8300 dan 1.8200, maka bisa menjual Pound pada 1.8300 dan membeli kembali di 1.8200, lalu menjual lagi di 1.8300. Dengan cara ini, setelah 5 kali berombak, mereka bisa mendapatkan 300 poin, dan kerugian berkurang dari 600 poin menjadi 300 poin, berhasil mengurangi biaya.

Risiko: Risiko dari strategi margin balik relatif kecil, selama dapat bergantung pada batas atas dan bawah dari pergerakan berombak, operasi dapat berjalan dengan baik. Namun, jika pergerakan berombak berubah menjadi basis bawah, ada risiko kehilangan peluang saat menjual di batas atas, dan jika pergerakan berombak berubah menjadi penurunan, ada risiko terjebak lagi saat membeli di batas bawah.

Catatan: Saat melakukan strategi margin balik, sebaiknya hindari terlalu banyak memperhatikan grafik jam, karena grafik jam sering berfluktuasi, yang dapat menyebabkan kesalahan dalam menentukan titik masuk dan keluar, sehingga kehilangan titik terbaik. Referensi grafik 4 jam bisa lebih bermanfaat.

4. Mengurangi Posisi pada Level Tinggi

Pengurangan posisi pada level tinggi, seperti namanya, adalah saran untuk investor yang terjebak agar segera mengurangi posisi. Namun, ini hanya dapat dilakukan jika investor telah mengonfirmasi bahwa penilaian mereka salah, dengan cara menutup posisi besar pada level tinggi selama rebound. Ini adalah strategi terakhir untuk mengatasi kerugian, dilakukan saat tidak ada harapan untuk pemulihan lebih lanjut.

Mengurangi posisi tidak tanpa strategi. Pengurangan posisi terutama dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama adalah 'pada level tinggi', yang berarti meskipun tren utama bertentangan dengan penilaian yang ada, investor harus menunggu hingga rebound yang sesuai dengan kepentingan mereka sebelum mengurangi posisi. Tahap kedua adalah 'mengurangi posisi', di mana yang dimaksud di sini adalah 'mengurangi posisi' bukan 'menutup posisi', karena pengurangan posisi tidak boleh dilakukan sekaligus, semua posisi yang terjebak tidak boleh dijual sekaligus, melainkan direncanakan secara bertahap.

Pertama, investor harus menganalisis tahap di mana posisi terjebak berada, yaitu mengonfirmasi tren perkembangan mata uang yang terjebak. Jika investor percaya bahwa mata uang terjebak berada di level tinggi dan kemungkinan besar akan berbalik, maka harus tegas menutup posisi pada saat keadaan mulai membaik, mengikuti prinsip menutup posisi 'dari berat ke ringan'. Jika posisi terjebak dibagi menjadi 10 bagian, dan dalam tiga kesempatan menutup posisi, proporsi penutupan yang tepat adalah sekitar 7:2:1. Singkatnya, semakin besar risiko, semakin cepat harus bergerak.

Jika posisi terjebak berada dalam kondisi berombak, investor harus 'menjual pada level tinggi', dengan setiap penutupan posisi yang terjebak mengikuti prinsip 'ketat di depan, longgar di belakang'. Karena, mengingat posisi terjebak ada risiko, tentunya lebih baik cepat bergerak. Dalam hal ini, proporsi penutupan posisi bisa sekitar 5:3:2.

Jika posisi terjebak berada di level rendah, berarti meskipun pergerakan saat ini bertentangan dengan penilaian yang ada, dalam jangka pendek terdapat kemungkinan berbalik ke penilaian yang ada, investor tidak perlu terburu-buru untuk keluar, dan ketika terdapat rebound secara lokal, mengikuti prinsip penutupan posisi 'dari ringan ke berat', proporsi penutupan posisinya menjadi 3:3:4, dan waktu antar penutupan juga bisa diperlebar, bahkan bisa menyisakan sedikit posisi terjebak untuk berharap bahwa setelah pergerakan berbalik, mendapatkan sedikit keuntungan.

Risiko: Kesulitan dalam mengurangi posisi pada level tinggi terletak pada bagaimana mengonfirmasi bahwa penilaian pasar salah dan menentukan kapan waktu untuk membuat keputusan. Jika tren utama pasar sudah sesuai dengan penilaian asli, tetapi pergerakan saat ini tidak sesuai, investor mungkin kehilangan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan, namun jika investor baru menyadari bahwa penilaian pasar salah, sering kali sudah menyebabkan kerugian yang signifikan.

Catatan: Semakin besar posisi terjebak yang dimiliki investor, semakin baik untuk segera mengurangi posisi pada level tinggi. Menunda hanya akan meningkatkan kerugian, saat ini mencerminkan bahwa 'waktu adalah uang'.