Perjalanan dalam Transaksi

“Melihat gunung adalah gunung, melihat air adalah air; melihat gunung bukanlah gunung, melihat air bukanlah air; melihat gunung adalah gunung, melihat air adalah air.” Ini adalah tiga tingkatan kehidupan menurut ajaran Buddhisme. Ketiga kalimat ini mengungkapkan inti dari perjalanan kehidupan: hukum perkembangan benda dimulai dari pengenalan pada tampak luar, gunung adalah gunung, dan air adalah air; kemudian dari tampak yang serupa atau melihat gunung, melihat air, kondisi jiwa orang berhubungan dengan tampak luar ini meluas, “gunung yang megah, air yang lembut,” apakah gunung benar-benar megah? Apakah air pernah lembut? Semua ini adalah makna yang ditafsirkan dari kondisi jiwa individu. Akhirnya, gunung tetaplah gunung, dan air tetaplah air. Tampak dan esensi saling terkait; segala sesuatu ada, dan segala sesuatu kosong.

Ajaran Mengenai Investasi dan Transaksi

Memahami investasi dan transaksi dari sudut pandang ajaran Buddhisme adalah hal yang sama. Sudah menjadi “gunung” tetapi bukan “gunung”, meningkat tetapi bukan meningkat. Di dalam naik terdapat turun, dan di dalam turun terdapat naik. Segala perubahan mengarah pada satu. Dengan demikian, transaksi adalah sebuah perjalanan, dan perjalanan juga merupakan sebuah transaksi. Pasar transaksi merupakan arena yang mencerminkan sifat manusia; di sini tidak ada yang adil atau tidak adil, hanya ada keuntungan dan kerugian. Tanpa usaha, maka tidak akan mendapatkan hasil. Transaksi adalah bentuk perjalanan yang terbaik. Sikap seperti cangkir kosong terhadap pasar adalah nyata dan kejam. Pasar tidak memiliki benar atau salah, tren juga tidak memiliki benar atau salah; hanya dengan mengikut pasar, barulah bisa mendapatkan keuntungan.

Mengambil Pelajaran dan Kesabaran

Ini membutuhkan kita untuk melepaskan pendapat pribadi, “naik adalah naik, turun adalah turun”, melepaskan keterikatan di dalam hati, dan menjaga sikap cangkir kosong. Terus belajar tentang hukum pasar, memahami sifat pasar, hanya dengan itu akan mendapat keuntungan. Kesabaran menanti pasar penuh dengan peluang, tetapi juga penuh dengan krisis. Mengejar keuntungan dan memotong kerugian selalu bisa membuat kita tertinggal di belakang tren, bahkan di akhir tren. “Melihat gunung bukanlah gunung, melihat air bukanlah air,” naik terkandung dalam turun, dan turun terkandung dalam naik. Memilih waktu yang baik untuk masuk dan keluar, menahan diri dari ketamakan, bersabar menunggu, dan hindari perdagangan yang terlalu sering.

Melepaskan Keinginan

Melepaskan keinginan untuk menang berarti tidak akan kalah. Kalah dan menang hanyalah keinginan di dalam hati; tanpa keinginan, kita akan kuat. Sementara itu, jika kita tidak masuk neraka, siapa yang akan masuk neraka? Ketika memperoleh keuntungan, tinggalkan sedikit untuk orang lain, dan jangan memiliki pandangan untuk meraih puncak dan dasar. Dan jangan hanya berpikir tentang keuntungan; pasar investasi adalah permainan zero-sum, ketika Anda mengalami kerugian, orang lain mendapatkan keuntungan, dan dengan itu Anda secara tidak langsung berbuat baik; mengapa tidak melakukannya? Namun, simpan kekuatan Anda, dan lakukan manajemen kerugian serta modal. Hanya dengan ini, Anda dapat bertahan lama di pasar.

Akhir dari Perjalanan

Hukum alami adalah puncak tertinggi dari tiga tingkatan kehidupan dalam ajaran Buddhisme. “Melihat gunung adalah gunung, melihat air adalah air,” dari luar menuju dalam, dari dalam ke luar. Sesuai dengan pasar, dan bertransaksi sesuai dengan aliran. Namun ingat, kenaikan dalam jangka pendek tidak selalu berarti kenaikan dalam jangka panjang; kenaikan dalam jangka panjang pasti mengandung kenaikan dalam jangka pendek. Ikuti tren besar, hadapi tren kecil, khawatir akan dekat tetapi tidak soal jauh. Perjalanan ada di mana-mana; setiap hal memiliki dua sisi, transaksi adalah mencari sisi positif dan menghindari sisi negatif, dengan begitu kita dapat melihat gunung sebagai gunung, dan melihat air sebagai air.