Pengantar

Sejak pertama kali masuk ke pasar forex secara kebetulan, sudah lebih dari sepuluh tahun berlalu. Meski tidak sampai ke tahap “sepuluh tahun dalam ketidakpastian”, namun saya telah melihat banyak perubahan dalam dunia trading. Saya ingat seorang tokoh pernah berkata, jika Anda membenci seseorang, biarkan dia terjun ke forex; jika Anda mencintai seseorang, biarkan dia terjun ke forex. Pasar ini telah melahirkan banyak kisah sukses yang luar biasa, namun juga mengakibatkan kehancuran bagi banyak orang. Beberapa orang secara alami cocok untuk menjadi spekulan, memiliki insting bawaan. Namun, sebagian besar orang tidak memiliki bakat ini, mereka harus belajar. Saya termasuk yang harus belajar dan telah menghabiskan banyak uang serta energi untuk memahami seluk beluknya.

Keterkaitan dengan Budaya

Saya memperhatikan bahwa para pembicara keuangan di Amerika memiliki kesamaan, selalu penuh semangat dan cukup agresif. Salah satu pembicara bahkan menyebut sebuah buku best-seller Amerika "The World Is Flat", yang menarik perhatian saya. Buku itu menekankan pentingnya posisi Cina, dan memberikan penilaian yang tinggi terhadap budaya Tionghoa. Sesungguhnya, kedalaman budaya Tionghoa tidak dapat dipahami oleh orang dari Amerika Utara yang hanya memiliki sejarah beberapa ratus tahun. Misalnya, mengenai feng shui, banyak tulisan asing yang hanya menyentuh permukaan, namun tidak benar-benar memahami esensinya. Feng shui bukan hanya teori yang tidak berdasar, melainkan berasal dari pemahaman nenek moyang kita yang tinggal di dataran kuno tentang alam.

Strategi Trading

Dalam trading, tidak hanya forex, kita juga harus menemukan gunung yang menjadi garis rata-rata yang efektif, bisa berupa level resistance atau support, atau mungkin titik Fibonacci. Gunung ini menjadi dasar untuk membangun pola pikir dan strategi trading kita. Dalam pasar forex, Swing Trading dan Position Trading harus berlandaskan pada prinsip ini untuk menjaga posisi tetap aman. Namun, bentuk gunung ini bervariasi tergantung pada kerangka waktu (Time Frame) yang berbeda. "Mendirikan posisi" juga harus berbeda berdasarkan situasi yang ada. Selain itu, kita juga harus memperhatikan indikator teknis lainnya. Sudah ada lebih dari 2000 indikator, memilih mana atau berapa banyak yang akan digunakan adalah tantangan tersendiri, dan ini semua bergantung pada seberapa banyak kita menguasai teknik yang tepat. Kita sering berkata tidak boleh kalah secara strategis, apakah kita bisa kalah secara taktis?

Pentingnya Disiplin

Manusia bukanlah nabi, siapa yang bisa tidak memiliki perasaan. Untuk bisa tanpa perasaan, ada satu cara: lakukan trading sesuai dengan sistem tertentu, tidak melakukan transaksi jika sinyal sistem tidak muncul. Jika tidak dapat menghasilkan uang, itu berarti sistem tidak efektif, maka ubah sistem tersebut hingga terbukti efektif.

Kesesuaian Sistem dengan Karakter Pribadi

Namun, sistem itu bersifat individual. Karakter dan temperamen seseorang berbeda-beda, sehingga sistem yang mereka gunakan juga bervariasi. Trading penuh waktu (Full Time) dan trading paruh waktu (Part Time) memiliki karakteristik tersendiri. Secara umum, orang yang sensitif dan cepat bertindak lebih cocok untuk trading jangka pendek, sementara orang yang tenang dan logis lebih cocok untuk trading jangka menengah hingga panjang. Sangat jarang seseorang yang mahir dalam trading jangka pendek dan panjang sekaligus. Beberapa orang mungkin berpikir jika mereka menguasai analisis teknis, fundamental, dan insting, maka mereka bisa meraih 100% keuntungan. Faktanya, orang yang bisa melakukan ketiga aspek tersebut seringkali tidak menyadari ketika mereka mengalami kerugian.

Refleksi Diri Sebelum Trading

Oleh karena itu, sebelum memahami pasar forex, kita harus terlebih dahulu mengenal diri kita sendiri, bertanya kepada orang-orang di sekitar kita, atau melakukan beberapa tes psikologi, kemudian merumuskan strategi trading.