Pembelajaran Sebelum Masuk Pasar

Sebelum saya masuk ke dalam pasar, saya membaca banyak buku. Meskipun saya masih memiliki pemahaman yang terbatas tentang teknis dan pasar ini, saya belajar dua prinsip dasar untuk bertahan dari peringatan para pendahulu: stop loss yang ketat dan trading sesuai tren. Saya bertekad untuk mengingat kedua prinsip ini.

Kesulitan dalam Mengikuti Tren

Saya tahu prinsip mengikuti tren, tetapi menjalankannya sangat sulit. Tiga bulan berlalu, dan ketika saya melihat kembali tindakan saya, saya menemukan bahwa saya melakukan stop loss dengan baik, tetapi saya sangat buruk dalam melakukan trading sesuai tren. Awalnya, saya ingat untuk mengikuti tren, dan beberapa transaksi pertama saya adalah mengikuti tren. Namun, setelah mengalami kerugian besar, saya dengan keras kepala berpikir bahwa pasar ‘pasti akan jatuh’. Prinsip trading sesuai tren terabaikan, dan semua analisis saya condong percaya bahwa penurunan besar masih akan terjadi. Saya terus melakukan short selling dan mengalami banyak kerugian sebelum akhirnya menyadari bahwa saya malah short pada sebuah tren kenaikan yang jelas. Ternyata saya telah mengabaikan prinsip mengikuti tren yang saya ingat tiga bulan lalu.

Memperbaiki Pendekatan Trading

Akhirnya, saya sadar bahwa saya harus sekali lagi mengingat ‘trading sesuai tren’. Tiga bulan lagi berlalu, dan saya benar-benar merasakan manfaat dari mengikuti tren. Namun, terkadang saya masih mengalami kesulitan dalam membedakan apakah itu tren naik atau tren turun. Masalah tersebut dapat diselesaikan dengan mudah. Saya menggunakan sebuah moving average sebagai batas untuk menentukan posisi long dan short. Ketika harga berada di atas garis moving average, saya hanya masuk ke posisi long, dan sebaliknya. Percaya atau tidak, masalah trading melawan tren saya hilang berkat aturan sederhana ini. Sejak saat itu, saya tidak pernah melakukan trading melawan tren lagi, masalahnya benar-benar teratasi.

Pentingnya Stop Loss yang Jelas

Saya juga belajar tentang stop loss yang harus memiliki titik yang jelas. Selama waktu yang cukup lama setelah masuk ke pasar, saya hanya tahu bahwa stop loss itu penting, tetapi saya tidak menyadari bahwa stop loss harus ditentukan secara spesifik. Saya beberapa kali memperbesar kerugian seharusnya kecil karena ragu-ragu ketika saya tahu bahwa saya mungkin telah salah. Saya memiliki sifat yang sangat decisif, tetapi kenapa saya ragu sehingga melewatkan kesempatan terbaik untuk stop loss? Setelah merangkum pengalaman, saya menyadari bahwa saya hanya tahu tentang stop loss, tetapi tidak memiliki titik stop loss yang jelas. Ketika kerugian mengambang terjadi, saya masih mempertimbangkan apakah saya salah, seharusnya saya menunggu atau menerima kerugian dan menutup posisi, yang akhirnya menyebabkan kerugian berlebihan. Masalahnya jelas; solusinya juga sederhana. Setiap kali saya masuk ke pasar, saya harus menetapkan titik stop loss, tidak peduli bagaimana cara mengatur stop loss tersebut, tetapi itu harus satu titik yang jelas. Begitu harga mencapai titik tersebut, saya harus keluar, tanpa berpikir ‘apakah setelah saya keluar pasar akan terus bergerak’ dan pertanyaan-pertanyaan sejenis. Dengan cara ini, masalah kerugian yang meluas karena penundaan bisa dihindari dengan mudah.

Kebenaran dalam Trading - Aturan

Masalah dengan aturan serupa sangat banyak, tetapi untuk menyelesaikannya tidaklah sulit. Mengapa? Karena penetapan 'aturan' meliputi keseluruhan proses partisipasi yang menyelesaikan masalah. Kebenaran dalam trading yang ingin saya sampaikan adalah - aturan. Kebalikan dari 'aturan' adalah 'analisis'. 'Analisis' adalah istilah netral dan tidak bernilai positif atau negatif, tetapi di pasar berjangka, situasinya sedikit berbeda. Menganalisis pola pasar, mengevaluasi kesalahan operasional, menganalisis karakteristik trader yang kompeten, dan lain-lain adalah metode yang benar untuk menerapkan analisis. Namun, hampir semua orang melakukan kesalahan yang sama, yaitu menjadikan 'analisis pasar' sebagai dasar metode trading mereka. Dari hari pertama mereka masuk ke pasar berjangka, mereka mulai menerima kebiasaan trading yang salah. Sebagian besar teknik analisis teknis tradisional yang kita jangkau memiliki kelemahan umum - yaitu ‘subjektivitas’ yang terlalu kuat. Menggunakan alat analisis yang kuat secara subjektif ini dikombinasikan dengan karakter emosional manusia akhirnya menghasilkan penilaian yang sepenuhnya subjektif, dipengaruhi oleh emosi saat itu dan seringkali disertai dengan niat subyektif yang kuat. Metode trading yang salah ini menghalangi sebagian besar orang dari pintu kesuksesan trading, dan lebih disayangkan lagi, saat kita menganalisis kesalahan kita, sulit bagi kita untuk menyadari bahwa masalah tersebut berasal dari sini; menjadikan 'analisis pasar' sebagai metode trading jelas merupakan kesalahan terbesar dalam trading.

Emosi Manusia dalam Trading

Karakter emosional manusia adalah musuh terbesar dalam trading, dan menerapkan dan mematuhi aturan adalah solusi terbaik. Menganalisis aturan dan menggunakan aturan berkebalikan dengan ramalan pasar yang sering dilakukan oleh analis. Trader yang baik hanya mematuhi aturan dan tidak pernah membuat ramalan pasar. Trader yang baik tidak selalu menjadi analis yang baik, dan sebaliknya; keduanya memiliki metode yang berbeda dalam menghadapi pasar. Penggunaan analisis dan aturan ini secara jelas mewakili dua tipe orang yang berbeda. Ungkapan ‘yang pandai berbicara belum tentu pandai berbuat, yang pandai berbuat belum tentu pandai berbicara’ mungkin berhubungan dengan prinsip ini. Ketika saya masih seorang pemula, saya memperhatikan fenomena ini: di perusahaan, orang-orang berbicara banyak tentang 'main player', berbicara banyak tentang 'arah pasar', dan mereka yang bisa memberikan 'analisis tajam' biasanya melakukan trading dengan sangat buruk, sementara seorang klien yang sering menguntungkan di perusahaan sangat pendiam. Ketika ditanya tentang pendapatnya mengenai pasar, jawabannya selalu: ‘saya tidak tahu kemana arahnya.’ Ketika berbincang dengan saya, dia sering membicarakan hal-hal seperti mengikuti tren, menciptakan kontras yang jelas dengan perilaku orang lain. Saat itu, saya mengira dia enggan membagikan pemikiran, tetapi setelah pengalaman saya bertambah, saya baru menyadari bahwa dia tidak berbohong; dia benar-benar jujur.

Kesadaran dalam Trading

Kebanyakan trader ritel berada di antara analis dan trader yang baik. Dalam praktiknya, mereka memiliki beberapa aturan, tetapi juga dipenuhi dengan banyak analisis subjektif dan ‘ramalan’ yang tidak memiliki logika yang benar, serta imajinasi tentang pergerakan ‘main player’. Analisis yang sangat subjektif ini adalah penyebab utama dari trading melawan tren; kebiasaan buruk seperti mencoba membeli rendah dan menjual tinggi berasal dari hasil 'analisis'. Metode trading yang salah akan mengakibatkan kerugian yang berkelanjutan. Bagi sebagian besar trader ritel, modal mereka tidak mampu menghadapi banyak kerepotan. Berulang kali bertempur dan terus-menerus mengalami kekalahan, dan pada akhirnya, kehilangan semua kepercayaan diri untuk keluar dari pasar adalah hal yang dapat dipahami. Trader yang lebih berpengalaman yang memahami beberapa prinsip dasar tentang bertahan mungkin bisa bertahan lebih lama di pasar; tetapi pada dasarnya, metode trading yang salah akan tetap menghalangi mereka dari pintu kesuksesan.