Asal Usul Teori K Line

Teori K Line berasal dari Jepang dan merupakan salah satu metode analisis teknik yang paling tua. Pada tahun 1750, orang Jepang sudah mulai menggunakan lilin (candlestick) untuk menganalisis berjangka beras. K Line memiliki karakteristik berpikir visual yang dikuasai oleh orang-orang Timur, dan tidak kuantitatif seperti indikator teknis yang dibuat menggunakan deduksi oleh Barat, sehingga penggunaan K Line masih banyak dipengaruhi oleh kesadaran subjektif. Pemula yang menghadapi berbagai kombinasi K Line mungkin merasa bingung. Sebenarnya, intinya adalah menyederhanakan. Penulis merangkum hukum K Line yang luas menjadi tiga langkah sederhana, berikut adalah penjelasan singkat tentang ketiga langkah ini.

Langkah Pertama: Melihat Pola Lilin

Pola lilin menunjukkan arah tren. Lilin hijau menggambarkan bahwa harga akan terus naik, sedangkan lilin merah menunjukkan bahwa harga akan terus turun. Menggunakan lilin hijau sebagai contoh, setelah periode pertarungan antara pembeli dan penjual, jika penutupan lebih tinggi dari pembukaan, itu menunjukkan bahwa pembeli memiliki keunggulan. Berdasarkan hukum fisika Newton, tanpa adanya kekuatan luar, harga akan terus bergerak ke arah dan kecepatan yang sama. Oleh karena itu, lilin hijau menunjukkan bahwa pada tahap berikutnya harga diprediksi akan terus naik, setidaknya pada awalnya akan ada dorongan ke atas. Karena itu, lilin hijau sering kali menunjukkan bahwa harga akan terus naik, yang juga sangat sesuai dengan salah satu dari tiga asumsi besar dalam analisis teknis, yaitu harga bergerak menyertai tren. Begitu pula, lilin merah menunjukkan bahwa harga akan terus turun.

Langkah Kedua: Melihat Panjang Bayangan

Bayangan lilin memberikan sinyal pembalikan. Semakin panjang bayangan ke satu arah, semakin tidak menguntungkan bagi harga untuk bergerak ke arah tersebut. Artinya, jika bayangan atas semakin panjang, maka itu semakin tidak menguntungkan bagi harga untuk naik, dan jika bayangan bawah semakin panjang, maka itu semakin tidak menguntungkan bagi harga untuk turun. Mengambil contoh bayangan atas, setelah periode perjuangan antara pembeli dan penjual, akhirnya pembeli kehilangan keunggulan dan jatuh. Pepatah mengatakan, "Setelah disengat ular, selama sepuluh tahun orang takut melihat tali sumur". Baik K Line itu hijau maupun merah, bagian bayangan atas sudah membentuk resistensi di atas untuk tahap berikutnya, sehingga peluang penyesuaian harga turun semakin besar. Hal yang sama berlaku untuk bayangan bawah yang menunjukkan peluang harga untuk menyerang ke atas semakin besar.

Langkah Ketiga: Melihat Ukuran Badan Lilin

Ukuran badan lilin menunjukkan kekuatan internal. Semakin besar badan lilin, semakin jelas tren naik atau turun. Sebaliknya, jika ukuran badan lilin kecil, maka trennya tidak begitu jelas. Sebagai contoh, badan lilin hijau yang lebih besar menunjukkan bahwa kekuatan kenaikan juga semakin kuat, seperti prinsip fisika bahwa benda yang lebih besar dan lebih cepat memiliki momentum yang lebih besar. Oleh karena itu, semakin besar badan lilin hijau, semakin besar juga kekuatan kenaikannya, yang berarti kekuatan naiknya lebih besar dibandingkan dengan lilin hijau yang badannya lebih kecil. Begitu pula, badan lilin merah yang lebih besar menunjukkan bahwa kekuatan penurunannya juga semakin kuat. Tiga langkah sederhana dalam analisis K Line ini dapat digunakan untuk menganalisis K Line harian, mingguan, bulanan, bahkan tahunan, serta dapat digunakan untuk menilai dua, tiga, atau bahkan N K Line. Pendekatan pertama bisa dilakukan dengan cara yang sederhana, sedangkan yang kedua dapat dilakukan dengan menggabungkan N K Line menjadi satu sebelum melakukan penilaian.