Kisah Si Pedagang Domba dan Penipu

Dahulu kala, ada seorang peternak yang menggiring seekor domba, menunggangi seekor keledai menuju kota untuk berbelanja. Tiga penipu mengetahuinya dan ingin menipunya. Penipu pertama, saat peternak tertidur di atas keledainya, mencopot lonceng dari leher domba dan mengikatkannya pada ekor keledai, lalu membawa pergi domba itu. Ketika peternak menoleh, dia menemukan dombanya hilang dan segera mulai mencarinya.

Pertanyaan Penipu Kedua

Tepat pada saat itu, penipu kedua mendekat dan dengan penuh perhatian bertanya apa yang dicari peternak. Peternak menjawab bahwa dombanya dicuri dan bertanya apakah dia melihatnya. Penipu itu menunjuk sembarangan dan mengatakan bahwa dia melihat seseorang menggiring domba keluar dari hutan dan pasti itu adalah orang itu, jadi cepat kejar! Peternak yang panik pergi mengejar dombanya, meninggalkan keledainya kepada "orang baik" itu. Ketika dia kembali dengan tangan kosong, tentu saja, keledai dan "orang baik" itu sudah menghilang.

Kedatangan di Kolam

Peternak sangat sedih, berjalan sambil menangis. Ketika dia tiba di dekat sebuah kolam, dia melihat seseorang duduk di tepi kolam, menangis lebih keras daripada dia. Peternak merasa aneh: adakah orang yang lebih malang dari saya? Dia pun bertanya kepada orang itu mengapa dia menangis. Orang itu menjawab bahwa dia membawa dua kantong koin emas ke kota untuk berbelanja, dan saat beristirahat di tepi kolam, dia tidak sengaja menjatuhkan kantongnya ke dalam air. Peternak berkata, "Kalau begitu, cepatlah turun dan ambil!" Orang itu mengatakan bahwa dia tidak bisa berenang, dan jika peternak mau mengambilkannya, dia akan memberikan 20 koin emas kepadanya.

Pembelajaran dan Penipuan

Mentang-mentang mendengar itu, peternak sangat senang, berpikir: Meskipun saya kehilangan domba dan keledai, tapi bisa mendapatkan 20 koin emas di sini, maka semua kerugian bisa terbayar dan masih ada sisa. Dia cepat-cepat melepas pakaiannya dan terjun ke dalam air untuk mengambilnya. Namun saat ia muncul dari air tanpa pakaian dan tangan kosong, pakaian dan makanan keringnya pun lenyap, sementara satu-satunya uang yang tersisa berada di saku pakaiannya.

Analisa Masalah

Ringkasan penyebab peternak tertipu: (1) Terlalu santai sebelum kejadian; (2) Panik setelah kejadian; (3) Terburu-buru untuk mengganti kerugian setelah terjadi kerugian. Para penipu memanfaatkan tiga kelemahan karakter peternak dengan mudah. Kecerobohan, kepanikan, dan keinginan untuk cepat mengembalikan kerugian - inilah tiga penyebab utama yang menyebabkan trader mengalami kerugian besar. Strategi penipuan yang sangat efektif membuat semua korban pulang dengan tangan hampa.

Cara Menghindari Penipuan

Bagaimana cara menghadapi agar tidak terjebak dalam perangkap? (1) Selalu hormati pasar, bertransaksi dengan hati-hati, bersikap waspada seolah berjalan di atas es tipis. (2) Jika mengalami kerugian, jangan panik, berhenti sejenak dari transaksi, cari prinsip, temukan masalah, perbaiki yang kurang, dan sempurnakan sistem. (3) Rasa terburu-buru adalah penyebab utama kerugian trader; mengambil posisi besar adalah karena terburu-buru, membuka dan menutup posisi tanpa sinyal juga karena terburu-buru, dan transaksi yang terlalu sering mencerminkan kecemasan. Hadapi pasar dengan ketenangan pikiran. Di Tiongkok terdapat pepatah lama: "Kekayaan tidak datang dengan cara yang terburu-buru." Bersabarlah, pasar akan memberi imbalan.

Kesimpulan

Sebuah cerita yang mengungkap kelemahan manusia, semangkuk teh yang membuat seseorang terjaga. Semoga semua orang selalu waspada terhadap risiko dalam transaksi dan tetap memiliki pikiran yang jernih. Semoga sukses!