Pengantar

Saya sendiri merupakan trader penuh waktu yang terlibat dalam trading forex dan berjangka. Mengenai perubahan pandangan hidup yang dihasilkan oleh trading, singkatnya adalah keyakinan diri yang tampak bodoh untuk percaya bahwa kita memang memiliki bakat ini setelah melewati banyak kegagalan dan penderitaan. Dengan ketekunan dan pemrosesan yang panjang, kita perlahan-lahan memahami siapa diri kita secara objektif, dan mengetahui bahwa di dunia ini ada orang lain; kita harus memiliki tempat bagi orang lain dalam hati kita dan juga dalam tindakan kita. Hal ini sangat bermanfaat dalam berinteraksi dengan masyarakat.

Menghadapi Gelombang Hidup

Kemudian ada kondisi emosional “tidak bergembira karena benda dan tidak bersedih karena diri sendiri”. Menghadapi badai dan gangguan apapun, tetaplah tenang dan tidak terpengaruh. Banyak prinsip dalam kehidupan dan trading memiliki batasan yang tidak jelas. Hidup akan penuh dengan rintangan, dan memang “hal-hal yang tidak diinginkan sering kali terjadi.” Trading juga serupa. Ketika kita memiliki pemahaman yang jelas, baik tentang hidup maupun trading, kita akan semakin bisa menghubungkan pengalaman tersebut. Melalui penderitaan dan terobosan dalam perjalanan hidup dan trading, perubahan ini secara perlahan akan meresap ke dalam jiwa kita. Akhirnya, seseorang benar-benar bisa menjadi pribadi yang terasing, murni, dan terlepas dari kebiasaan rendah; kesepian ini merupakan suatu kenikmatan yang menyakitkan, “menyakitkan tetapi bahagia.” Kita dapat menjadi dingin dan tegas seperti mesin, tidak ragu-ragu, tidak bimbang, dan tidak terjebak dalam kebingungan.

Survival di Pasar

Untuk bertahan di pasar dan masyarakat, hal paling penting adalah bagaimana kita mengenali dan memperbaiki kesalahan. Banyak orang gagal dalam hal ini. Sering kali, kita dapat mengetahui prinsip-prinsip dasar saat baru belajar trading, hanya saja kita tidak mau memperhatikannya. Masalah yang sering dihadapi trader adalah dengan mudah percaya pada apa yang ingin kita percayai, sambil menolak fakta yang mungkin membuat kita merasa canggung, bingung, malu, atau kikuk. Karena itu, banyak orang menghindari masalah dengan cara yang malas, yang menyebabkan munculnya hukum dua delapan yang “normal.” Setiap trader di pasar merasa dirinya pintar, bahkan yang paling pintar. Mereka percaya bahwa tindakan mereka saat ini adalah yang paling logis dan menguntungkan. Ketika kita memiliki cukup pengalaman dan luka, serta cukup banyak refleksi, kita akan memahami kesalahan yang kita buat dan perlahan-lahan memperbaikinya. Selain kesadaran diri, angka yang ada di akun trading juga akan mengajarkan banyak hal; inilah yang paling sulit dilakukan.

Prinsip Trading

Kita semua mungkin pernah mendengar tentang tiga prinsip trading: mengikuti tren, menggunakan ukuran posisi yang kecil, dan menerapkan stop-loss. Namun, jika kita bertanya pada diri sendiri, seberapa dalamkah pemahaman kita tentang ketiga prinsip ini? Apakah emosi subjektif seharusnya dihindari? Jika tidak bisa dihindari, apakah dampaknya positif atau negatif? Pertanyaan-pertanyaan ini masing-masing perlu direnungkan perlahan-lahan. Seringkali kita ingin menemukan “cangkir suci” melalui teknik-teknik tertentu, tetapi setelah mencari sekian lama, apakah kita benar-benar menemukannya? Akhirnya, kembali ke trading, langkah terbaik adalah membangun dan menyempurnakan sistem kita langkah demi langkah untuk mendekati cangkir suci tanpa batas; sebenarnya, cangkir suci itu hanyalah harapan yang tidak mungkin dicapai. Pada akhirnya, kita akan merasakan keindahan dan kesederhanaan kembali kepada diri sesungguhnya, meskipun semua itu tampak sangat rumit dan logis serta alami.

Penutup

Ini hanyalah beberapa pemikiran yang mungkin kurang teratur; jika ada yang kurang tepat, mohon maklumi. Akhirnya, saya kutip perkataan Master Wu Qingyun: “Seumur hidup kita adalah perjalanan belajar.” Trading juga sama, semoga kita semua saling mendorong.