Pengantar Penutupan Posisi dalam Perdagangan Forex

Setelah trader melakukan pembukaan posisi, mereka akan menghadapi masalah penutupan posisi. Pada pandangan pertama, penutupan posisi tidak berbeda jauh dari pembukaan posisi, hanya memilih saat yang tepat untuk melakukan transaksi berlawanan. Namun, berdasarkan pengalaman banyak trader, keputusan penutupan posisi jauh lebih sulit dibandingkan dengan keputusan pembukaan posisi. Tidak heran jika ada yang menyimpulkan: "Mampu membuka posisi hanya tanda seorang murid, mampu menutup posisi adalah tanda seorang guru."

Psikologi dan Kesulitan dalam Penutupan Posisi

Saat membuat keputusan pembukaan posisi, trader tidak memiliki posisi dan tidak terlibat dalam untung atau rugi, sehingga tidak ada tekanan psikologis. Dalam keadaan ini, analisis dan penilaian terhadap pasar cukup mudah untuk tetap objektif. Namun, setelah memiliki posisi, penilaian objektif terhadap pasar akan berkurang. Hal ini disebabkan perubahan pasar akan membuat keuntungan dan kerugian dari posisi menjadi terus berubah, yang dapat mempengaruhi psikologi trader secara signifikan, memicu emosi negatif. Misalnya, ketika posisi sedang menguntungkan, meski menganalisis bahwa harga akan terus naik, kekhawatiran akan pembalikan harga yang dapat menghapus keuntungan akan membuat trader cepat-cepat menutup posisi; atau meskipun menganalisis bahwa harga akan berbalik arah, karena keinginan untuk mendapatkan lebih banyak keuntungan, trader tetap menunggu dan enggan menutup posisi. Sebaliknya, ketika posisi mengalami kerugian, meskipun analisis menunjukkan bahwa harga akan memperbesar kerugian, keinginan untuk tidak kalah membuat trader enggan untuk melakukan cut loss, atau meskipun analisis menunjukkan bahwa harga hanya berfluktuasi sedikit, rasa takut membuat trader cepat-cepat melakukan cut loss.

Analisis dan Emosi dalam Pengambilan Keputusan

Dari berbagai kondisi yang diungkapkan di atas, trader Forex melakukan analisis dan penilaian terhadap pasar saat menutup posisi. Meskipun analisis ini tidak selalu benar, itu menunjukkan bahwa trader memiliki tingkat keterbukaan berpikir objektif. Namun, di bawah pengaruh emosi takut dan serakah, sifat objektif ini akan tertekan. Semakin kuat emosi trader, semakin sedikit objektivitas dalam penilaian pasar. Seiring waktu, trader akan menyadari bahwa keputusan penutupan posisi yang didorong oleh emosi akan menghasilkan keuntungan kecil tetapi kerugian besar, yang pada akhirnya akan mengakibatkan lebih banyak kerugian daripada keuntungan.