Pikiran Jangka Pendek

Banyak trader Forex yang memiliki mentalitas jangka pendek sering kali terjebak dalam pemikiran seperti "orang lain lebih bodoh dari saya" dan juga mengikuti arus tanpa berpikir kritis. Profesor Krugman mengidentifikasi tujuh kebiasaan yang menyebabkan kegagalan dalam trading Forex, yang sangat saya rasakan sendiri. Ini juga merupakan pelajaran yang pernah saya alami di pasar.

Pikiran Jangka Pendek

Beberapa investor yang sukses biasanya memandang arah jangka panjang terlebih dahulu, lalu melihat bagaimana cara melakukan trading jangka pendek. Namun, banyak trader yang gagal sebaliknya, menganggap pendekatan akademis terlalu lambat dan hanya ingin cepat "mengambil keuntungan" dan pergi. Saya sering mengingatkan klien dan siswa bahwa, apapun jenis tradingnya, kita harus mulai dengan analisa bulanan, kemudian mingguan, harian, dan seterusnya sampai ke timeframe yang lebih kecil. Banyak trader tidak mau mendengar hal ini.

Kecenderungan Serakah

Banyak investor "memprediksi" bahwa harga sudah "terlalu rendah" sebelum terjadi penurunan harga yang signifikan, sehingga mereka berani untuk membeli lebih banyak, bahkan dengan menggunakan teori "divergensi" yang tidak mereka pahami dengan baik, untuk meyakinkan diri dan teman-teman di sekitarnya. Akibatnya, mereka terjebak dalam kondisi yang sangat merugikan. Ini adalah salah satu penyebab utama kegagalan dalam trading.

Kekeliruan Dalam Memprediksi Pasar yang Naik

Ketika terjadi kenaikan harga yang signifikan, beberapa trader juga melakukan kesalahan yang sama. Misalnya, pada November 2002, ketika Euro (EUR) naik ke 1.1000, ada trader yang menghubungi saya dan mengatakan bahwa Euro sudah terlalu tinggi dari 0.8230, dan harus segera 'jatuh.' Dia menunggu kesempatan untuk menjual Euro. Apakah Anda merasa sudah familiar dengan situasi ini? Ketakutan atas kenaikan harga membuat trader tidak berani masuk ke pasar, sementara mereka yang serakah malah mencoba menjual saat harga naik. Pada 4 Desember 2003, Euro telah melampaui 1.2000, tetapi beberapa trader masih memegang posisi jual mereka di level 1.1300 hingga 1.1600, berharap akan ada perubahan.

Menganggap Orang Lain Lebih Bodoh

Ketika berada di acara pertemuan para investor, saya sering mendengar investor berpengalaman mengatakan bahwa Euro sudah overbought, dan kecuali ada koreksi, tidak disarankan untuk membeli di harga tinggi ini. Saya teringat, ketika Euro mendekati 0.9000, saya mendengar ucapan serupa dari mereka. Namun sekarang telah mencapai 1.2000, tampaknya hanya yang tidak melihat bahwa Euro 'overbought' yang bisa mendapatkan keuntungan.

Mentalitas Ikut-ikutan

Beberapa trader Forex tidak memiliki kemampuan berpikir independen. Mereka mungkin menghabiskan ribuan rupiah untuk mengikuti seminar yang dipandu oleh "ahli" namun tidak mau duduk dan merenungkan filosofi atau logika investasi mereka sendiri.

Pemikiran Terbatas

Investor yang keras kepala dan tidak mau mengakui kesalahan dapat digambarkan dengan istilah "bebek matanya keras." Mereka akan memegang satu atau dua fenomena yang mereka anggap benar, lalu dengan kaku menganggap pendapatnya tidak salah dan tidak mau mengubah pandangannya.

Mengikuti Tren Tanpa Berpikir

Pada saat Euro diluncurkan, banyak investor terlalu optimis terhadap prospek Euro, dan membeli hanya karena orang lain juga melakukannya.

Menghabiskan Uang Orang Lain

Banyak pengelola dana swasta yang mengklaim memberikan keuntungan (bahkan menjaga modal) biasanya tidak mendapatkan keuntungan, karena mayoritas dari mereka juga melakukan enam kesalahan yang telah disebutkan sebelumnya. Mereka bukan pemilik uang, hanya mencoba mengejar bonus. Jika gagal, mereka tetap beroperasi di pasar, di mana mayoritas dana yang dikelola oleh pihak ketiga mengalami kerugian, dan investor sering kali terpaksa bertahan dan memberikan kepercayaan kepada manajer mereka.