Tingkat Bertahan Trader

Menurut survei yang dilakukan oleh sebuah lembaga di Amerika Serikat, data menunjukkan bahwa di pasar berjangka, umumnya trader pemula hanya memiliki tingkat bertahan sebesar 40% satu bulan setelah mulai trading secara langsung. Artinya, dari 100 trader pemula, hanya 40 yang masih melanjutkan trading setelah satu bulan; sisanya mengalami kerugian besar atau menarik dana mereka, sehingga saldo akun menjadi nol dan tidak melakukan trading lagi. Selain itu, setelah lima tahun bertrading, tingkat bertahan hanya 7%, di mana dari 100 trader yang awalnya ada, hanya 7 yang masih berjuang di pasar trading. Proses ini bagaikan menyaring emas dari tumpukan pasir.

Tingkat Bertahan di Forex dan CFD

Dalam hal produk CFD forex ritel dan logam mulia, tingkat bertahannya mungkin lebih rendah lagi, dengan perkiraan dari beberapa profesional di industri ini bahwa lebih dari 90% trader dalam bidang ini mengalami kerugian. Pertanyaannya adalah, mengapa trader forex dan CFD logam mulia selalu mengalami kerugian? Mari kita analisis dari dua perspektif: faktor objektif dan subjektif.

Faktor Objektif

Pertama, ada leverage tinggi yang memperbesar sifat serakah dan ketakutan dalam diri manusia. Perdagangan CFD forex ritel memiliki sifat leverage yang tinggi, yang tidak dimiliki oleh jenis investasi lainnya, dengan leverage ratusan bahkan ribuan kali, yang merupakan godaan besar bagi para trader. Ini dapat mendorong orang untuk melakukan order yang lebih agresif, spontan, dan buta, serta tertarik pada fluktuasi harga yang tajam. Selain itu, ada juga promosi yang menyesatkan seperti "dana kecil, untung besar" yang muncul akibat dari sifat leverage tinggi ini. Trader dengan dana kecil sering kali baru memasuki pasar forex ritel dengan kurangnya pengalaman, modal, dan keterampilan, tetapi memiliki pola pikir “meraih keuntungan besar”, yang berdampak sangat negatif pada sikap trading mereka, yang akan dijelaskan lebih lanjut di bagian faktor subjektif.

Daya Tarik dan Kesulitan Perdagangan Jangka Pendek

Banyak trader forex ritel yang mulai dengan perdagangan jangka pendek dan menikmati perasaan "menghasilkan uang dengan cepat". Namun, ini mengandung risiko besar. Trader perlu belajar dan berlatih di pasar, yang memerlukan waktu. Perdagangan jangka pendek sering menyebabkan ketergantungan dan seringkali memberikan ekspektasi untuk trading secara terus-menerus, sehingga mengabaikan analisis serta pengambilan keputusan yang tenang. Selain itu, sebuah survei menunjukkan bahwa trader jangka pendek umumnya mengalami kerugian lebih besar dibandingkan dengan trader jangka menengah hingga panjang, yang berarti tingkat profitabilitas dalam trading jangka pendek itu sendiri lebih sulit dicapai.

Kesulitan Emosional dalam Trading

Perdagangan merupakan aktivitas yang membosankan dan berat, sehingga menantang emosi dan psikologi trader. Trading adalah keterampilan, bukan pengetahuan, yang membutuhkan latihan, bukan sekadar penelitian. Trading yang nyata mirip dengan pertempuran, di mana trader bagaikan prajurit di medan perang. Medan perang tidak dapat dibicarakan di atas kertas, dan demikian juga trading; seorang prajurit yang tidak pernah mengalami medan perang tidak mungkin menjadi prajurit yang baik. Hanya melalui praktik, seseorang dapat merasakan kepahitan dan kesulitan di medan perang; trading juga sama, tidak bisa hanya mengandalkan penelitian, tetapi harus terus mengembangkan diri melalui pengumpulan pengalaman dalam praktik trading, yang prosesnya sangat membosankan, menyedihkan, dan penuh kecemasan serta kesepian.

Faktor Subjektif: Mentalitas Trader

Faktor yang paling penting dalam trading adalah mentalitas, yang tentunya dirasakan oleh semua trader dan berlaku untuk setiap jenis investasi. Teknik, kemampuan, dan pengalaman dapat diperoleh melalui belajar, tetapi mentalitas adalah sesuatu yang sangat sulit dibangun. Mentalitas trading yang baik adalah tidak terkejut dengan keuntungan maupun kerugian, tetap tenang. Kerugian dan keuntungan adalah bagian dari trading; nikmati keuntungan tetapi terima kerugian dengan lapang dada, terutama saat kerugian mencapai batas yang diharapkan. Namun, sifat manusia yang cenderung mencari keuntungan seringkali hanya berfokus pada mendapatkan untung dan enggan menerima kerugian, yang bertentangan dengan sifat investasi bahwa "keuntungan dan risiko selalu berdampingan dan berbanding lurus".

Pikiran Se tentang Perilaku dan Kebiasaan

Banyak orang memiliki pola pikir untuk cepat kaya saat memasuki pasar forex ritel, sehingga sejak awal mentalitasnya sudah salah, dan kemungkinan akan terus salah. Beberapa orang membayar "uang sekolah" yang besar tetapi masih tidak dapat mengatasi kegelisahan dan keserakahan dalam mentalitas mereka. Mentalitas pemain judi adalah salah satu racun yang berbahaya, bukan hanya merugikan tetapi juga menimbulkan kecanduan yang sulit dihilangkan! Selain itu, ada juga perbedaan karakter dan kebiasaan masing-masing individu, sehingga orang yang berbeda cocok untuk melakukan hal yang berbeda. Beberapa orang memiliki karakter yang cenderung mengambil risiko, agresif, dan impulsif, yang tidak cocok untuk trading. Investasi memerlukan pemikiran dan penilaian yang tenang, menjaga rasionalitas, dan menghindari gangguan emosi. Dalam arti tertentu, trading memang memerlukan bakat.

Kesimpulan

Akhirnya, ungkapan lama ini, kerugian adalah bagian dari trading; Anda harus belajar menerimanya, sambil juga belajar untuk menghentikannya dengan cepat, jangan biarkan itu menghabiskan modal Anda.