Perbedaan dalam Manajemen

Para manajer ketika menganalisis mengapa produsen mobil Jepang jelas lebih unggul dalam persaingan dengan rekan-rekan mereka di Amerika menemukan bahwa terdapat perbedaan yang nyata dalam pendekatan manajerial kedua belah pihak. Perusahaan Amerika tampaknya sangat fokus pada kemungkinan terjadinya kesalahan di jalur produksi. Untuk menghindari dampak negatif dari kesalahan tersebut, perusahaan akan memperlambat jalur produksi agar tidak terjadi gangguan yang dapat menyebabkan penghentian produksi.

Pendekatan Jepang

Sementara itu, perusahaan Jepang mengambil pendekatan yang sama sekali berbeda. Ketika produksi berjalan dengan efisien, mereka akan terus mempercepat waktu produksi hingga terjadi kesalahan. Kemudian, perusahaan akan fokus pada penelitian penyebab kesalahan dan merumuskan langkah pencegahan. Setelah beberapa waktu, mereka akan mengidentifikasi titik lemah dalam proses produksi dan melakukan perbaikan untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas.

Pendekatan yang Berbeda

Dengan demikian, jelas bahwa perusahaan Amerika memandang kesalahan sebagai kegagalan dan berusaha keras untuk menghindari kegagalan tersebut. Di sisi lain, perusahaan Jepang melihat masalah yang muncul dalam produksi sebagai kesempatan untuk belajar dan memperbaiki diri. Ini adalah dua filosofi manajemen yang berbeda yang menghasilkan hasil yang sangat berbeda pula.

Kemiripan dengan Perdagangan

Pengalaman yang berlaku untuk industri manufaktur juga berlaku dalam perdagangan. Ketika menghadapi kemunduran, para pelaku pasar yang sukses selalu berusaha untuk mengidentifikasi kelemahan mereka dan belajar dari kegagalan. Sedangkan para pelaku pasar yang kurang berhasil berusaha menghindari kesalahan hingga kehilangan kesempatan untuk belajar.

Pemikiran Para Trader

Banyak trader yang depresi menganggap kerugian dalam trading sebagai penyebab depresi mereka. Mereka melupakan suatu fakta: para trader sistematis juga mengalami lebih dari separuh trading mereka berakhir rugi, dan seringkali mereka menghadapi serangkaian kerugian. Perbedaannya adalah, trader yang depresi tidak hanya kehilangan uang, tetapi juga kehilangan harapan. Trader sistematis dapat melakukan trading dengan teratur karena mereka telah mengintegrasikan ekspektasi kerugian dalam sistem mereka, sedangkan trader yang depresi tanpa ekspektasi kerugian dan langkah penanganan tidak dapat melihat masa depan dan kehilangan semua motivasi mereka.

Mengatasi Masalah

Banyak masalah yang dihadapi trader bukan karena mereka memiliki masalah, tetapi karena mereka hanya fokus pada masalah. Inilah cara berpikir yang hanya melihat masalah yang membuat trader tidak menyadari tindakan yang benar yang mereka lakukan, dan tidak melihat solusi yang sudah ada.

Analisis Diri secara Berani

Alat analisis terbaru dan kecerdasan tinggi tidak menjamin keberhasilan dalam trading. Kita memiliki bahan dan tekad yang diperlukan untuk sukses, tetapi selalu ada sesuatu yang menghalangi kita untuk menggunakan semua potensi tersebut dengan baik. Hanya dengan berani menganalisis diri sendiri kita dapat meningkatkan trading kita ke level yang lebih tinggi.

Mencari Pola

Ketika kita meninjau trading kita satu per satu, ada yang sukses dan ada yang gagal. Pada dasarnya, kita mencoba mencari pola: apa ciri umum ketika kita berhasil? Apa faktor berulang yang ada dalam trading yang gagal? Hasilnya, kita sering menemukan bahwa metode trading yang digunakan dalam trading yang sukses dan yang gagal tidak jauh berbeda. Ini menunjukkan kesimpulan penting: menggunakan metode yang sama dapat menghasilkan kesuksesan maupun kegagalan, sehingga membangun metode yang baru dan lebih kompleks bukanlah kunci untuk menyelesaikan masalah.

Stabilitas dalam Trading

Namun, mengapa metode yang sama dapat menghasilkan hasil yang berbeda? Melalui analisis diri yang mendalam, kita sering menemukan bahwa penyebab kegagalan terutama berasal dari ketidakmampuan kita untuk menjalankan metode kita secara stabil.

Ketidakstabilan Posisi

Ketika kita melakukan trading kecil, kita dapat mempertahankan kontrol posisi yang baik, tetapi kesuksesan yang beruntun dapat membuat kita mengabaikan kontrol posisi yang efektif, dan hasilnya, satu kali kegagalan dapat menghapus semua keuntungan;

Ketidakstabilan Psikologis

Trading yang sukses dan yang gagal sebagian besar bergantung pada kondisi mental saat trading. Trading yang sukses berasal dari keadaan mental yang stabil, sedangkan trading yang gagal lebih sering disebabkan oleh tindakan impulsif;

Ketidakstabilan Operasional

Ketika kita meninjau trading kita, sering kali kita menemukan bahwa kita memiliki kecenderungan mengubah trading yang rugi menjadi trading jangka panjang yang menyakitkan. Perubahan ini selalu mengembang, dan bukannya mengurangi kerugian. Ironisnya, semakin besar kerugian, semakin kita cenderung mengubah trading jangka pendek menjadi jangka panjang, dan satu trading perbaikan seperti itu dapat menghancurkan banyak keuntungan kita selama beberapa hari.

Menyadari Ketidakstabilan

Hasil analisis diri sangat jelas, dan dapat diringkas dalam satu kata: stabilitas. Meskipun buku-buku mengajarkan kita untuk menetapkan stop loss dan take profit serta mengembangkan rencana trading yang lengkap, kita seringkali tidak dapat mempertahankan hal tersebut dalam setiap aspek trading. Lebih buruk lagi, kita seringkali tidak menyadari ketidakstabilan kita sendiri.

Keputusan untuk Fokus

Kita pernah bertekad untuk fokus membangun dan mengikuti rencana trading, tetapi dalam kenyataannya, selalu ada sesuatu yang menghalangi kita, membuat kita kehilangan ketajaman dalam eksekusi. Masalahnya bukan pada trading itu sendiri, namun lebih pada ketidakmampuan kita untuk mempertahankan tindakan yang memerlukan usaha dan tekad.

Identitas Trader

Setiap trader yang terampil memiliki setidaknya dua sisi diri: satu sisi memiliki kemampuan untuk masuk ke area trading dan melaksanakan strateginya; sisi lainnya dipenuhi impuls, ketakutan, dan konflik batin. Mengatasi sisi yang kedua dan merealisasikan sisi yang pertama adalah perjalanan mental yang harus dilalui oleh trader yang sukses.

Jurnal Trading sebagai Alat Analisis Diri

Langkah pertama untuk bertransformasi menjadi trader yang sukses adalah dengan sejujurnya menganalisis diri dan menilai setiap kesuksesan dan kegagalan. Jika Anda ingin menjadi trader yang sukses, langkah pertama adalah melakukan evaluasi trading yang paling jujur dan berani, menilai kesuksesan dan kegagalan Anda dalam trading. Uji pola Anda: apa yang salah dalam trading yang gagal? Apa yang berfungsi dalam trading yang sukses? Pola-pola ini memiliki tujuan: memberi tahu Anda tentang situasi trading Anda dan mengenali diri Anda.

Memelihara Jurnal Trading

Penting untuk memiliki jurnal trading yang komprehensif, yang memungkinkan Anda untuk mereview setiap akhir minggu. Jurnal harus mencakup trading yang dilakukan, prinsip yang diterapkan, target keuntungan, parameter stop loss, kerangka kesadaran di dalam trading, serta hasil trading. Setiap minggu, Anda harus menilai seberapa baik Anda memenuhi rencana trading Anda, dan melakukan tinjauan terkait kesuksesan dan kegagalan trading Anda. Tujuannya adalah menciptakan siklus umpan balik yang memungkinkan trading Anda terus berkembang.

Fokus pada Rencana Trading

Ingats: jurnal ini bukan hanya untuk mencatat keuntungan atau kerugian Anda, tetapi lebih pada melihat apakah Anda bertindak sesuai dengan rencana trading Anda. Trading yang sangat yakin pun bisa berakhir rugi, sedangkan trading impulsif bisa juga berakhir untung. Anda tidak dapat mengontrol apakah trading berikutnya akan menguntungkan. Yang bisa Anda lakukan adalah meneliti dan mengevaluasi kemungkinan sukses dan gagal, menggunakan hasil penelitian untuk merancang rencana dan melakukan cukup banyak trading dalam waktu tertentu agar hasilnya menguntungkan bagi Anda. Sebenarnya, tujuan Anda bukanlah menghasilkan uang, tetapi setia pada rencana trading Anda. Jika trading dibangun berdasarkan penelitian, keuntungan akan datang dengan sendirinya. Jika tidak, jurnal akan memberikan catatan untuk memberitahukan Anda untuk meneliti kembali demi kepentingan Anda.

Mencari Pola dan Menerapkan Solusi

Temukan pengecualian yang muncul dalam pola masalah—yakni, dalam situasi apa yang Anda lakukan mendekatkan diri pada tujuan. Kemudian, dengan mengulangi tindakan tersebut, ubah pengecualian ini menjadi solusi.