Selama ini saya telah terbiasa untuk langsung memberikan titik masuk dan keluar yang jelas serta titik stop loss, dan jarang membahas hal-hal teknis. Mengenai aspek teknis, pasar ini tidak kekurangan analisis teknis, banyak wawasan bertebaran di setiap sudut pasar. Dalam tiga tahun saya bekerja, saya juga tidak belajar teori sistematis, tidak membaca buku lain, dan sering kali hanya menatap grafik dan mengamati pergerakan candlestick (saya hanya melihat candlestick, tidak menggunakan indikator teknis apapun), tertegun menafsirkan pola fluktuasi harga. Oleh karena itu, pemahaman yang saya miliki tentang pergerakan harga kadang sulit diungkapkan dengan bahasa sistematik dan istilah profesional. Lambat laun, saya juga merasa malas untuk merapikan hal-hal ini. Ketika saya melihat banyak orang yang mengalami kesulitan dalam mengatur stop loss saat trading, hari ini saya punya sedikit waktu untuk berbagi pandangan saya tentang masalah ini.

Pertama-tama, kita harus melakukan penilaian risiko terhadap pengaturan modal kita. Jika Anda yakin bahwa jumlah modal Anda dapat menahan fluktuasi harga lebih dari 600 poin, maka Anda dapat memilih untuk tidak menetapkan stop loss. Namun, pernyataan saya ini memiliki kelemahan. Dasar dari pernyataan ini adalah, biasanya, fluktuasi harga setiap bulan berkisar antara 300 hingga 500 poin, kecuali ada kejadian luar biasa terjadi, seperti pada Mei 2012, ketika harga mengalami penurunan tajam sekitar 1000 poin, yang merupakan kasus yang cukup khusus. Sebenarnya, saya ingin mengatakan bahwa dalam model sistem nilai tukar mengambang, kemungkinan pergerakan harga berosilasi tinggi, dan terkadang Anda menetapkan stop loss yang mudah tertangkap, terutama bagi pemula yang baru mulai trading. Kelemahan pendekatan ini adalah: jika Anda masuk di posisi dengan biaya trading yang tinggi, dan pada bulan tersebut tidak mendapatkan titik pulang modal, tidak ada jaminan bulan berikutnya pergerakan harga akan mengarah pada arah transaksi Anda untuk mendapatkan kembali modal.

Situasi kedua adalah dalam tren sideways, di mana tidak perlu menetapkan stop loss. Ini juga memerlukan penilaian risiko terhadap modal kita. Fluktuasi di pasar forex terkadang merupakan jenis “bertahan”. Dalam kondisi trading dengan ukuran posisi kecil, jika Anda berhasil melewati pembalikan market, Anda kadang dapat meraih keuntungan. Jelas, mengalahkan lawan adalah kemenangan Anda. Pasar sideways adalah fluktuasi dalam rentang, jika Anda sering masuk posisi beli di puncak dan posisi jual di dasar, atau lebih sering beli di langit-langit dan jual di lantai, mengatur stop loss adalah langkah yang membuat Anda tergoda untuk mengutuk. Namun, tidak ada pilihan lain, banyak ahli mengatakan: stop loss adalah penyelamat. Oleh karena itu, biasanya kita merasa tidak aman jika tidak menetapkan stop loss, tetapi merasa panik jika harus melakukannya. Menurut saya, dalam kondisi sideways, Anda dapat memilih untuk tidak menetapkan stop loss.

Situasi ketiga adalah tren satu arah, yaitu ketika harga bergerak dengan kemiringan tertentu, dalam situasi ini Anda harus selalu menetapkan stop loss. Tren ini biasanya melibatkan tekanan dari posisi masih ramai untuk mengambil keuntungan. Menurut saya, ini adalah rentan washout. Jika dalam tren ini Anda tidak menetapkan stop loss dan tetap berpegang pada posisi, konsekuensi bisa sangat parah. Pergerakan pasar akan membuat Anda menyerah; jangan pernah berpikir Anda mungkin ada keberuntungan di pihak Anda, tetapi saya harus katakan, jika Anda masuk di titik harga yang tinggi, bahkan dewa pun akan putus asa.

Berdasarkan pengalaman saya, pergerakan harga sangat mudah untuk dinilai, yaitu adanya kondisi sideways dan tren satu arah. Cara menilai ini harus didasarkan pada tingkat pemahaman Anda terhadap pergerakan harga. Saya mengelompokkan sideways dan tren satu arah sebagai berikut: sideways adalah jebakan, sementara tren satu arah adalah washout. Ini berarti: pasar sideways tidak memiliki arah kenaikan atau penurunan yang jelas; saya menyebutnya sebagai jebakan pasar. Jika Anda melakukan posisi beli, harga akan naik sedikit lalu kembali, Anda tetap memegang posisi itu tetapi akan terjebak, bahkan bisa terkena stop loss, dan harapan Anda terhadap rebound atau pembalikan harga menjadi sangat tidak bisa dipercaya; tren satu arah adalah pergerakan washout yang muncul ketika posisi terkumpul pada skala tertentu, tetapi Anda tidak menyadari dan tetap terjebak dengan berpikir konvensional, menunggu dan trading tanpa menyadari perubahan tren yang sangat halus. Saat itu, pergerakan market tidak akan percaya pada air mata. Gelombang tren satu arah bisa membuat banyak investor mengalami likuidasi, terjebak dalam waktu lama, bahkan bangkrut. Oleh karena itu, peningkatan keterampilan sangat penting dan harus dibangun berdasarkan pengertian filosofis yang mendalam.

Prinsip terpenting adalah: trading dengan ukuran kecil, jauhkan dari keserakahan, dan lakukan trading dengan frekuensi rendah. Penulis: Tianhui.