Pasar Forex sebagai Kasino Dunia

Pasar forex adalah kasino dunia, di mana berbagai pemain, baik yang handal, pemula, maupun yang biasa, bertarung. Terdapat individu, kelompok, dana investasi, dana lindung nilai, dana ekuitas swasta, serta bank sentral dari berbagai negara yang saling berjudi. Di sini, kemenangan ditentukan oleh mereka yang lebih cermat, tenang, dan puas. Namun, banyak juga yang gagal dalam perdagangan forex. Jadi, apa penyebab kerugian dalam trading forex?

Penyebab Kerugian dalam Trading Forex

Banyak orang mungkin memiliki jawaban berbeda mengenai hal ini, seperti masalah sikap trading, manajemen keuangan, sistem trading, kekuatan eksekusi, faktor kebetulan, tingkat kesehatan, bahkan masalah kepribadian. Memang, ada banyak faktor yang dapat menyebabkan kerugian, termasuk masalah pada setiap tahap perdagangan. Oleh karena itu, banyak orang merangkum penyebab kerugian trading menjadi: psikologi trading forex.

Psikologi Trading yang Perlu Diperhatikan

Sebelum kita membahas sebelumnya, mari kita tinjau beberapa sikap umum yang menyebabkan kerugian dalam trading forex:

Sikap Perdagangan Jangka Pendek

Sebagian kecil investor yang sukses akan terlebih dahulu memperhatikan tren jangka panjang, kemudian baru melihat cara untuk melakukan perdagangan jangka pendek. Namun, sebagian besar trader yang gagal justru sebaliknya, berpikir terlalu akademis dan lambat, hanya ingin cepat "mendapatkan keuntungan" dan "kabur". Saya sering mengingatkan klien dan siswa saya bahwa, terlepas dari jangka waktu trading, kita harus memulai dengan analisis grafik bulanan, kemudian mingguan, harian, 8-jam, 4-jam, dan seterusnya. Sayangnya, banyak trader sering kali tidak mendengarkan.

Rasa Serakah

Sebagian besar trader berani membuka posisi apabila harga belum benar-benar mengalami penurunan signifikan, dan beranggapan bahwa harga telah "terlalu rendah". Mereka mendorong diri untuk membeli ketika harga turun, terus membeli saat harga jatuh, bahkan membawa teori "divergensi" yang mereka penuhi untuk meyakinkan atau membujuk sekitar mereka yang berharap dapat mengakui pendapatnya. Hasilnya sering kali berakhir tragis.

Merasa Lebih Pintar dari Orang Lain

Ketika menghadiri pertemuan investor, sering kali saya mendengar trader berpengalaman mengatakan bahwa euro telah "overbought", kecuali jika terdapat koreksi, tidak tepat untuk masuk pada harga tinggi. Namun, saya pernah mendengar mereka mengatakan hal serupa ketika euro mencapai 0.9000. Sekarang harga telah mencapai 1.2000, tampaknya hanya mereka yang tidak dapat melihat euro "overbought" yang dapat menghasilkan keuntungan.

Pemikiran Konformis

Beberapa trader forex tidak memiliki kemampuan berpikir independen. Mereka mungkin menghabiskan beberapa ribu untuk menghadiri seminar yang diselenggarakan oleh "ahli", tetapi enggan duduk tenang dan merenungkan filosofi atau logika perdagangan mereka sendiri.

Generalisasi Berlebihan

Mereka yang bisa digambarkan dengan ungkapan "bebek mati yang keras kepala" mempertahankan satu atau dua fenomena dan menamakan kesimpulan yang mereka anggap benar, terus menerus mempertahankan pendapat mereka.

Mengikuti Tren

Di awal peluncuran euro, banyak trader terlalu optimis tentang prospek euro, sehingga mereka mengikuti orang lain untuk membeli.

Belanjakan Uang Orang Lain

Banyak pengelola dana investasi swasta yang mengklaim aman (bahkan menghasilkan keuntungan) mengapa kebanyakan dari mereka tidak menghasilkan keuntungan dan janji mereka seperti air yang mengalir? Alasannya adalah mereka juga melakukan kesalahan sebelumnya di atas, bukan pemodal yang sebenarnya, mereka berjudi untuk mendapatkan bonus. Jika tidak, saat ini banyak dana investasi swasta yang banyak merugi, sehingga investor sulit menemukan pengelola yang benar-benar dapat memberikan keuntungan.