Model Keuntungan Forex

Model keuntungan Forex bisa bermacam-macam, tetapi penyebab kerugian bagi investor sering kali terkait dengan pergerakan melawan arah dan tidak tepat dalam penggunaan stop loss. Penyebab psikologis yang memicu pergerakan melawan arah dan ketidakpastian dalam penggunaan stop loss antara lain:

Terlalu Memperhatikan Biaya Posisi

Jika ditanya, mana yang lebih penting, biaya posisi atau tren? Pastinya, sebagian besar investor akan menjawab bahwa tren lebih penting. Namun, praktiknya tidak semudah itu. Tren adalah teman kita, tetapi ketika tren dengan jelas memberi tahu kita bahwa kita berada di jalur yang salah, biaya posisi akan selalu "mengingatkan": harga saat ini jika dibandingkan dengan biaya posisi sudah berbeda jauh, jika kita menutup posisi sekarang, kerugian akan sangat besar. Akibatnya, kita cenderung menghitung berapa banyak yang akan hilang jika kita menutup posisi sekarang. Sehingga, biaya posisi, bukan tren, menjadi fokus utama dalam keputusan trading kita. Fokus perdagangan seharusnya hanya pada keuntungan atau kerugian, yang tidak ada hubungannya dengan harga alat trading. Saat mengevaluasi posisi kita, setiap posisi beli seharusnya menjadi peluang membeli saat ini, dan setiap posisi jual seharusnya menjadi peluang menjual saat ini. Jika tidak demikian, artinya posisi tidak sesuai dengan tren pasar saat ini.

Alasan atau Alibi

Serupa dengan biaya posisi, faktor lain yang menghalangi kita untuk "mengakui kesalahan" adalah kita selalu dapat menemukan alasan untuk mendukung posisi kita yang ada. Misalnya, dalam kondisi krisis ekonomi, masih ada kebijakan penyelamatan dari pemerintah. Ini dapat menjadi alasan kita untuk membeli dalam tren menurun. Namun, apakah itu alasan atau alibi? Harus dipahami bahwa di setiap pasar, pada setiap saat, selalu ada faktor bull dan bear yang ada secara bersamaan. Jika kita berpegang pada satu pemikiran tertentu dan kemudian mencari "dasar untuk trading", maka dasar itu pasti ada. Namun, itu bukan keseluruhan fakta. Oleh karena itu, itu bukan dasar trading yang nyata, tetapi hanya "alibi yang wajar" yang kita tulis untuk membela kesalahan diri kita sendiri.

Keinginan Dipandang Sebagai Kekuasaan

Melihat keinginan sebagai kekuasaan, adalah kesombongan yang salah dan saudara kembarnya dari jebakan aktualisasi diri. Ketika kita memiliki pemikiran seperti, "Mengapa dia bisa melakukan ini pada saya?" atau "Bagaimana pasar bisa bergerak seperti ini?", itu berarti kita meminta orang lain untuk memahami pikiran kita secara otomatis dan memberikan semua yang kita butuhkan; berarti kita meminta pasar untuk tunduk kepada kita dan bertindak sesuai dengan kehendak kita. Pertanyaan semacam itu menunjukkan bahwa kita telah menjadikan keinginan sebagai kekuasaan, menuntut agar kenyataan mengikuti kebutuhan "ego kecil" kita, dan mengabaikan fakta bahwa "ego kecil" seharusnya merespons kenyataan. Mereka yang memandang keinginan sebagai kekuasaan akan mengalami rasa ketidakadilan yang kuat ketika situasi pasar tidak menguntungkan. Mereka enggan mengambil tanggung jawab atas kegagalan, enggan menghadapi masalah kenyataan, dan hanya menggunakan keinginan mereka untuk menentukan yang benar dan salah, musuh dan kawan.

“Kali Ini” sebagai Pengecualian

Ini jelas merupakan sikap mental yang berbahaya. Banyak pengalaman mungkin sudah memberi tahu kita bahwa dalam kondisi tersebut, probabilitas kerugian sangat tinggi. Namun, dengan pemikiran "mungkin harga masih akan sedikit rebound" atau "mungkin harga akan sedikit mundur", kita akan menunggu harga yang mungkin "menjadi pengecualian" untuk keluar. Tentu saja, harga lebih baik itu jarang muncul. Trading Forex memiliki risiko, dan dalam menghadapi risiko, merasa takut dan emosi lainnya adalah hal yang wajar. Namun, Forex adalah pasar probabilistik, sehingga kita harus menerima kemungkinan kehilangan dalam satu perdagangan. Dan kita harus tetap menggunakan prinsip objektif dan konsisten dalam perdagangan. Hanya dengan cara ini kita bisa mengatasi situasi di mana keinginan mendominasi perdagangan.

Pertukaran Antara Jangka Panjang dan Jangka Pendek

Kita mengenal ungkapan, "Tutup kerugian, biarkan keuntungan berlari". Namun, dalam praktik sebenarnya, sering kali terjadi bahwa kita terburu-buru mengambil keuntungan ketika mendapatkan profit, tetapi enggan menutup posisi ketika mengalami kerugian. Ini membuat rencana jangka panjang menjadi trading jangka pendek, atau trading jangka pendek menjadi investasi jangka panjang. Pertukaran jangka pendek dan jangka panjang sering kali terjadi karena kurangnya struktur waktu yang jelas dalam trading. Pada tahap awal penyusunan rencana trading, pertanyaan pertama yang harus dipertimbangkan adalah struktur waktu. Memutuskan apakah akan fokus pada tren jangka pendek atau jangka panjang akan membantu dalam menetapkan stop loss sesuai dengan tren terkait.